RSS

menjaga dari hal yang sia-sia

abinehanafi Filed Under: Label:
Bismillahirrahmanirrahim

Menelusuri kegiatan kita dalam satu hari mungkin seimbang persentase pemafaatan waktu untuk sesuatu yang positif maupun negatif. Lebih baik tentu saja apabila persentase positif lebih dominan daripada negatif. Namun secara jujur kita harus mengakui bahwa tidak jarang juga lebih disibukkan dengan perbuatan-perbuatan yang negatif. Positif negatif di sini tentu saja acuannya adalah konsepsi Islam dalam memandang satu perbuatan manusia.

Kemajuan peradaban material manusia modern termasuk di dalamnya adalah maraknya aneka ragam benda yang mampu menghinoptis manusia untuk senantiasa memperhatikannya. Televisi, alat pemutar musik, aneka permainan dan sekumpulan benda untuk memenuhi gaya hidup ala manusia modern.

Ukuran baik tidaknya satu aktifitas seorang muslim tentu saja terkait dengan satu pertanyaan; apakah yang kita kerjakan ini menambah iman kepada Allah swt ataukah sebaliknya? Terlalu sederhana barangkali, namun memang seperti itulah ukuran yang harus kita pergunakan untuk meneropong seberapa besar kualitas iman yang bersemayam di dalam diri kita.

Bagi generasi muda sekarang tentu saja tantangan untuk menjadi pribadi muslim yang baik semakin berat. Keumuman manusia saat ini adalah cenderung terlibat dalam kebiasaan-kebiasaan yang mensia-siakan waktu. Kalau semua itu bisa diminimalkan bahkan dihilangkan tentunya sebuah prestasi yang luar biasa.

Ketika kecenderungan manusia banyak menghabiskan waktu di depan televisi memelototi tayangan-tayangan yang mengungkap aib seseorang, maka anak muda yang tidak seperti itu tentulah sosok yang cukup baik. Karena ia mempunyai jalan berfikir; ”apakah menambah iman atau ilmu dengan banyak menonton acara seperti itu?” sebagaimana juga orang tidak akan bertambah iman dan ilmunya jika berhasil mencapai level tertinggi dalam sebuah permainan berbasis online (game online).

Pada saat kebiasaan pemuda untuk memanjakan telinganya mendengarkan alunan syair-syair percintaan melalui ear phone, jika ada anak muda tidak seperti itu tentu luar biasa. Terlebih jika telinganya sering diperdengarkan dengan alunan kalam-kalam Allah swt melalui lisannya sendiri. Wah..... hebat sekali.

Tentu saja untuk bisa begitu membutuhkan perjuangan yang luar biasa beratnya. Faktor nafsu karena dorongan syetan dan pengaruh manusia akan berusaha mengendorkan semangat seseorang untuk menjadi sosok muslim yang baik. Karenanya kesungguh-sungguhan menjadi modal penting supaya tujuan mulia tersebut bisa tercapai.

Paling tidak ada tiga kunci untuk sukses meninggalkan hal-hal yang tidak berguna dalam keseharian seseorang. Pertama adalah niat, kedua adalah kerja keras, dan ketiga adalah kesabaran.

Apabila ketiga hal tersebut dalam senantiasa kita jaga, harapan menjadi orang baik insya Allah terwujud. Allah swt memberi predikat manusia seperti itu dengan julukan ”orang-orang mukmin yang beruntung”

“Sungguh telah beruntung orang-orang beriman. Yaitu mereka yang khusyu’ dalam shalatnya. Dan orang-orang yang menhindar dari perbuatan yang sia-sia.” (Qs. Al-Mu’minuun: 1-3)

| edit post

1 Response to "menjaga dari hal yang sia-sia"

  1. Achmad Fauzi Says:
  2. yaa, semoga kita termasuk orang orang yang beruntung. Salam.

Posting Komentar