RSS

generasi pelanjut risalah

abinehanafi Filed Under: Label:
Bismillahirrahmanirrahim

Diantara harapan terbesar sepasang orang tua adalah mempunyai keturunan. Anak bagi sebuah rumah merupakan cahaya penyemangat dan pemberi motivasi dalam kehidupan. Betapa sepinya rumah yang tidak pernah terdengar tangisan seorang bayi, cekikikan anak kecil, maupun senda gurau dan gelak tawa antar satu atau beberapa anak dengan sang ayah ataupun ibu. Terbayang suasana yang riang, gembira, dan terasa membahagiakan.

Namun sekedar itu manfaat anak bagi kedua orang tuanya. Diantara harapan yang tertancap dalam benak sanubari orang tua terhadap anaknya adalah terjadinya proses pewarisan. Orang tua berharap anak-anaknya mampu mewarisi dengan baik apa saja yang selama ini mereka pegang dan perjuangkan. Kepada siapa lagi seseorang yang sudah tua akan memberikan estafeta perjuangannya kalau bukan kepada anak-anaknya sendiri? Mungkin orang lain bisa mewarisi dan memperjuangkannya dengan lebih baik, tetap saja anak sendiri lebih diharapkan bisa mewujudkan mimpi-mimpi mereka.


Terlebih bagi pribadi-pribadi muslim yang mengharapkan tegakknya kalimat haq di bumi ini. Kesadaran akan panjangnya perjuangan untuk menegakkan dan menjaga nilai-nilai tersebut mendorong seorang muslim senantiasa berdoa mempunyai keturunan yang sholeh dan sholehah. Tenang rasanya melihat jejak langkah para pejuang terhahulu terwariskan semangat juangnya oleh generasi-generasi berikutnya.

Demikianlah barangkali keresahan nabi Ibrahim di usia lanjutnya ketika Allah swt belum menganugerahkan keturunan kepada beliau. Beliau khawatir nilai-nilai yang selama ini beliau perjuangkan tidak ada yang melanjutkannya.

"Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh “ ( Qs Al Shoffat : 100 )

Maka kelahiran Ismail yang kemudian disusul Ishaq memunculkan kebahagiaan yang tidak terkira dalam diri beliau. Tidak sekedar perasaan sebagai orang tua tapi juga manusia yang memperjuangkan tegakkanya risalah Allah swt di permukaan bumi-Nya.

Kegundahan yang sebelumnya berkecamuk di pikiran beliau setiap malamnya pun berangsur-angsur berkurang. Sejarah kemudian bercerita kepada kita bahwa beliau mendapat gelar bapak para nabi karena dari keturunan-keturunan beliau beberapa orang diantaranya dipilih Allah swt untuk menyampaikan dakwah kepada umat manusia pada beberapa tempat dan beberapa waktu.

Begitu pula bagi kita sebagai penerus sejarah orang tua kita. Sebelum kita bertanya kepada anak-anak kita sebaiknya kita bertanya kepada diri sendiri ”sudahkah berbuat yang terbuat untuk meneruskan jejak kebaikan orang tua?” Kalau belum tentu saja masih ada waktu untuk memperbaikinya sampai nanti Allah swt menyetop waktu hidup kita.

Merupakan sikap yang kurang baik dan tidak bijaksana jika masa hidup kita justru membuat perbuatan positif orang tua tercoreng tingkah laku perbuatan yang kita kerjakan. Sebuah perilaku kurang terpuji tentunya.

Setiap orang tua berharap mempunyai anak-anak yang sholeh dan sholehah. Anak sholeh dan sholehah merupakan investasi dunia akhirat. Mereka tidak hanya menggembirakan dengan prestasi duniawinya dalam bidang akademik, sosial politik, materi dan lain sebagainya. Anak sholeh merupakan investasi akhirat karena doanya mampu memberikan pertolongan kepada orang tuanya meskipun sudah meninggal dunia.

Abu Hurairoh meriwayatkan dari Rasulullah saw bahwa beliau bersabda,”Apabila anak Adam meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali dari tiga hal : dari sedekah jariyah atau ilmu yang bermanfaat atau anak sholeh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)

Karenanya selamat kepada teman-teman yang bulan ini Allah swt telah menganugerarkan kepada mereka keturunan, baik sebagai anak pertama, kedua maupun ketiga. Semoga buah hari mereka kelak menjadi pribadi-pribadi yang tidak saja membanggakan kedua orang tuannya, tetpai juga membawa pencerahan bagi masyarakatnya dengan menyalakan cahaya keagungan Allah swt dalam keseharian hidupnya.

“Maka di antara manusia ada orang yang bendoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia”, dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat. Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.“(QS Al Baqarah : 200-201)

| edit post

0 Responses to "generasi pelanjut risalah"

Posting Komentar