RSS

mencari pengadil yang adil

abinehanafi Filed Under: Label:
Bismillahirrahmanirrahim

Tanpa terasa sudah sekitar satu bulan kita mendapat suguhan informasi tentang hiruk pikuk pemberitaan tentang KPK dan sederet hal yang mengikutinya. Hampir setiap saat media-media informasi memuat perkembangan kasus tersebut. Nampaknya tidak ada berita lain yang lebih menarik bagi koran, televisi dan juga situs berita on line untuk disajikan kepada para penikmat berita.

Begitulah peliknya mencari petugas keadilan dewasa ini. Godaan kekuatan uang, kekuasaan dan wanita pada zaman materialisme sekarang ini membuat kehadiran sosok pengadil yang benar-benar adil terasa semakin diimpikan. Seorang yang kokoh prinsip keadilan dan kebenaran tidak pandang siapa yang sedang berperkara dengan pengadilan. Masih adakah orang seperti itu? Insya Allah masih ada.

Teringat saya dengan kisah yang ditulis dengan tinta emas dalam perjalanan sejarah kegemilangan umat Islam masa lalu. Berawal dari hilangnya baju besi khalifah Ali bin Abi Thalib dalam perang Shiffin. Ternyata baju itu kemudian di temukan sudah berada dalam penguasaan seorang Yahudi.

Khalifah segera mendatangi si Yahudi dan meminta baju beliau tersebut. Namun si Yahudi menolaknya karena menganggap barang itu adalah miliknya. Karena tidak menemukan titik temu antara dua pihak dalam permasalahan tersebut, mereka sepakat membawanya ke pengadilan negeri.

Layakanya kita, semua orang mungkin saat itu berfikir khalifah Ali akan memenangkan gugatannya. Namun kenyataannya tidak seperti itu. Hakim Syuraih yang nota bene adalah pejabat bawahan khalifah berfikir lain. Ia menolak dua orang saksi yang diajukan khalifah yaitu puteranya, Hasan bin Ali dan pembantunya. Karena itu khalifah Ali kalah dalam pengadilan terkait kasus beliau. Dan beliaupun menerima kenyataan tersebut.

Namun ternyata, orang Yahudi yang dimenangkan dalam perkara itu akhirnya mengungkap kebenaran bahwa baju besi itu sebenarnya adalah milik amirul mukminin Khalifah Ali r.a. Keadilan mahkamah peradilan Negara Islam yang digelar secara riil oleh Qadli Syuraih yang notabene adalah pejabat bawahan Khalifah Ali telah membuka mata hati orang Yahudi warga negara Islam itu untuk mengubah keyakinannya. Ia mengatakan : “Aku bersaksi bahwa (keadilan proses peradilan negara Amirul Mukminin) ini adalah sebuah kebenaran yang nyata, dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang wajib disembah kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasulullah”. Begitulah kisah yang tercatat dalam buku-buku sejarah Islam.

Terasa sangat jauh kalau kemudian kisah-kisah keutamaan para hakim dan penguasa zaman ketika Islam masih memimpin dunia jika dibandingkan dengan kondisi sekitar kita hari ini. Betapa semakin mahal dan langka keadilan serta kejujuran sebuah forum pengadilan sekarang ini. Nyaris semuanya telah dipermainkan dengan lembaran uang untuk menentukan putusan kasus ataupun kemenangan dan kekelahan seseorang.

Akibatnya hukum menjadi kurang berwibawa. Orang tidak takut lagi berbuat kejahatan karena toh ia memiliki uang untuk mengaturnya. Kalaupun dinyatakan bersalah bisa mengajukan banding dan biasanya hukumannya akan dikurangi atau bahkan dihapuskan.

Orang-orang yang memiliki jabatan dan kekayaan merasa aman, sebaliknya rakyat biasa semakin menderita. Seorang pencuri ayam mungkin harus mengganti ayam yang dicurinya dengan nyawanya. Seorang pencopet harus babak belur dulu sebelum diserahkan ke pengadilan. Sementara orang-orang yang mencuri uang rakyat milyaran atau trilyunan malah hidup nyaman di penjara ber AC, fasilitas seperti hotel berbintang lima dan bisa keluar masuk penjara dengan alasan berobat.

Wajar saja kalau kemudian Allah swt banyak menegur kita dengan serangkaian musibah dan bencana. Dan kalau kesalahan demi kesalahan terus bangsa ini lanjutkan mungkin juga Allah swt akan meneruskan peringatannya kepada kita sampai keadilan di negeri ini tegak bagi semua orang. Allahu ‘Alam.

Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan. (An-Nissa’ ayat 135).


| edit post

0 Responses to "mencari pengadil yang adil"

Posting Komentar