RSS

saya sudah minta izin berangkat

abinehanafi Filed Under: Label:
Bismillahirrahmanirrahim

Kami biasa memanggilnya “Abel”. Anaknya relatif kecil untuk ukuran anak seusia dan tingkat sekolah seperti dirinya. Kulitnya mewakili kebanyakan masyarakat Indonesia; coklat cenderung hitam. Orang akan bisa menebak dari mana asalnya lewat aksen pengucapannya.

Tidak ada keistimewaan khusus dari anak ini, bahkan relatif tidak stabil. Dia akan mudah terpengaruh oleh temannya yang mempunyai karakter kepribadian lebih kuat. Beruntung ketika teman yang sering digaulinya baik, sayangnya selama ini ia lebih senang mengakrabi anak-anak yang secara standard perlu perbaikan. Maka dalam komunitasnya, ia hanya mendapat point C kalaupun meningkat paling-paling C+ tidak sampai kategori “manusia B”.

Beberapa kali ia melakukan kesalahan untuk norma kehidupan di lingkungannya, termasuk kesalahan berkategori XXX alias berat. Akibatnya akhir tahun kemarin orang tuanya menerima surat peringatan karena hal tersebut.

Namun pagi tadi semua gambaran jelek tentang dirinya hilang seketika untuk sementara. Betapa saya tidak akan terkejut setengah hidup (kalo setengah mati berarti koma, padahal saya masih sadar he.. he…) mendengar apa yang dia ucapkan kepada saya.

“Saya sudah nelpon orang tua minta ijin berangkat ke Palestina, tapi mereka malah ketawa.” Begitu diantara ucapannya yang mengetarkan, mengagetkan dan mengharukan saya. Tidak terbayang di benak saya ternyata anak itu punya kepedulian dan solidaritas yang tinggi terhadap saudara-saudaranya yang tengah di aniaya si durjana laknatulllah zionis.

Setiap pagi memang ada beberapa anak yang saya “paksa” duduk sebentar bersama saya untuk membicarakan beberapa hal terkait diri mereka. Tidak ada jadwal rutin atau urutan nama, siapa saja yang lewat di sekitar tempat saya duduk bisa mendapat giliran. Tidak lama cukup 5 sampai 10 menit. Temanya lebih banyak berkisar bagaimana hidup mereka bisa lebih baik dan berprestasi.

Begitu pula Abel pagi tadi. Spontan saja saya memanggilnya begitu ia berlalu di depan tempat saya duduk. Awalnya saya bertanya apakah libur semesteran ini pulang. Ketika ia menjawab pulang maka kemudian beberapa saran saya sampaikan terkait berbuat baik kepada orang tua. Terlebih kemarin ia baru saja mengecewakan mereka.

Dari dialog dua arah itulah kemudian terlontar ucapannya tentang keinginannya berangkat ke Palestina. Ia tidak tega melihat israel membunuhi kaum muslimin di Palestina seenaknya. Ia juga kecewa dengan presiden Mesir Husni Mubarak yang tidak mengijinkan para mujahidin masuk Gaza lewat Mesir. Karenanya ia memutuskan untuk mendaftar di posko relawan ke Palestina.

Kemarin ia menghubungi orang tuanya di seberang lautan minta izin tidak usah pulang ketika liburan akhir bulan ini karena ingin berjihad di Palestina. Orang tuanya merespon dengan tertawa mendengar apa yang ia sampaikan. Merekapun menyuruhnya untuk pulang liburan semesteran nanti.

"Kamu sudah siap perang? ntar malah ngerepotin di sana" tanya saya. "insya Allah, siap". jawabnya.

Abel…. Abel…… Senyum dan doa saya mengiringi langkah-langkahnya menuju tempat ujian. Semoga bukan saja karena atsmosfer lingkungan sekitarnya yang sedang bergemuruh mendukung perjuangan kaum muslimin di Palestina. Poster, baliho besar bergambar derita rakyat Gaza di dinding masjid yang menjulang dari lantai satu sampai lantai dua, bahkan posko peduli Palestina ada di gerbang depan “rumah” ia tinggal. Aksi demo juga sudah dua kali ia ikuti.

Itu semua pasti berpengaruh baginya, harapannya tentu bukan karena itu saja. Semoga “greget” itu muncul karena adanya perubahan dirinya menuju lebih baik. Sehingga kebahagiaan saya pagi ini bisa orang tuanya rasakan ketika ia pulang liburan nanti; anak soleh yang militan. Semoga.


| edit post

2 Responses to "saya sudah minta izin berangkat"

  1. Anonim Says:
  2. kapan berangkat???
  3. abinehanafi Says:
  4. Insya Allah Sabtu
    tapi berangkat pulang liburan...

Posting Komentar