RSS

berharap sakit

abinehanafi Filed Under: Label:
Bismillahirrahmanirrahim

Kalau ada orang yang bertanya kepada kita apakah mau sakit, bisa dipastikan semua kita akan menjawab tidak. Sakit adalah suatu keadaan yang ingin dihindari setiap orang karena kondisi tersebut bisa membuat orang “menderita” dan harus rela kehilangan kegiatan serta aktifitas rutinnya.

Namun sesungguhnya ada saat tertentu di mana sakit bisa berfungsi sebagai sebuah kebaikan bagi orang yang mengalaminya. Coba bayangkan apakah ada saat dimana seseorang dikenal sebagai pembunuh, perampok, pencuri ataupun bentuk-bentuk kegiatan yang menyeramkan lainnya secara tiba-tiba membatalkan perbuatannya? Kalau sekedar kepingin makan, minum ataupun buang air sekalipun, nampaknya tidak mungkin menghentikan hasratnya untuk melakukan pembunuhan, perampokan ataupun pencurian. Seseorang yang sudah diliputi “aura” seperti itu, ibarat mesin tanpa nurani yang hanya menuruti nafsunya sementara nafsunya sudah dikendalikan oleh setan beserta para pembantunya.

Pada saat kondisi seperti itu, ada satu keadaan yang bisa mengerem perbuatannya. Ya kondisi sedang sakit. Sejahat apapun seorang manusia tidak mampu berbuat apa-apa jika sedang sakit. Orang sakit membutuhkan perlakuan dan kebiasaan yang berbeda sama sekali dengan orang sehat. Tidak ada bedanya orang sakit tersebut seorang pengemis, konglomerat, pejabat ataupun rakyat jelata sekalipun. Semuanya sama.

Tidak mungkin sakit flu yang menyerang orang kaya tidak membuat hidungnya meler, mata berkunang ataupun badan terasa ngereges. Begitu pula adalah kemustahilan kalau kemudian seorang yang miskin papa terkena penyakit stroke tidak mengalami kesulitan menggerakkan sebagaian ataupun seluruh anggota badannya sebaliknya malah suka main bola ataupun bulu tangkis.

Normal kalau kemudian semua manusia memilih dan berdoa untuk sehat selalu. Hanya saja sejarah telah mencatat oang yang tidak pernah mengalami sakit justru terjebak dalam kesombongan dan bergelimang maksiat. Kita mengenal Fir’aun yang konon tidak pernah terkena satu penyakitpun sepanjang hidupnya. Akibatnya pada puncak kesombongannya merasa lebih dari manusia lainnya, ia merasa sudah seperti Tuhan. Dengan restu orang sekelilingnya iapun memproklamirkan dirinya sebagai Tuhan yang menentukan hidup dan matinya seseorang.

Berbeda dengan orang yang pernah merasakan sakit. Ia pasti berfikir apakah sakitnya sembuh atau tidak? Kalau sembuh kapan waktunya, kalau tidak segera sembuh nanti bagaimana? Bahkan mungkin akan menyusup ke dalam pikirannya; apakah saya akan mati karena penyakit ini? Dan kekhawatiran-kekhawatiran yang semacam itu.

Paling tidak orang-orang yang memiliki kekhawatiran seperti di atas akan berfikir untuk berdoa kepada Allah swt dan memperbanyak ibadahnya. Tidak jarang sebagian orang kemudian berjanji untuk memperbaiki dirinya jika diberikan kesembuhan. Tidak sedikit pula orang yang dekat kembali dengan Allah swt setelah tertimpa sebuah penyakit.

Oleh karena itu, tidak ada salahnya selain berdoa untuk diberikan kesehatan dan kebaikan hidup di dunia dan akhirat, sekali-kali juga minta sakit kepada Allah swt. Jika kita memiliki keinginan kurang baik untuk menyimpang atau melanggar syariat Allah swt sadar ataupun tidak, dengan sendirinya akan terbatalkan. Terlebih Rasulullah saw pernah bersabda jika seorang muslim tertimpa sakit bahkan tertusuk duri kemudian ikhlash akan berkurang dosa-dosanya. Bonus dari Allah swt.

Dari Aisyah ra., ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada seorang muslim pun yang tertusuk duri atau tertimpa bencana yang lebih besar dari itu kecuali akan tercatat baginya dengan bencana itu satu peningkatan derajat serta akan dihapuskan dari dirinya satu dosa kesalahan. (HR Muslim).

| edit post

0 Responses to "berharap sakit"

Posting Komentar