Bismillahirrahmanirrahim
Akhir pekan kemarin merupakan libur cukup panjang bagi para pegawai kantoran. Tanggal merah pada hari Jum’at bersambung dengan Sabtu yang terjepit dengan Ahad. Lumayan bisa liburan tiga hari bagi sebagian orang yang mempunyai kelebihan keuangan dan terbiasa mengunjungi beberapa tempat khusus untuk melepas penat dan ketegangan. Maka wajar saja informasi di media massa cetak dan elektronik termasuk dunia maya melaporkan kenaikan jumlah penumpang seluruh angkutan baik darat maupun udara. Bahkan angkanya bisa menembus 100% kenaikannya dibandingkan hari-hari biasa.
Saya yang belum masuk kategori pewisata karena factor “fulus” tentu tidak mempunyai agenda seperti orang-orang di atas. Bahkan kalaupun memiliki rizki berlebih alangkah lebih baiknya apabila dipergunakan untuk keperluan lain yang dirasa lebih penting.
Namun ternyata Allah swt memiliki rencanaNya sendiri. Bersamaan dengan libur akhir pekan ini, saya mendapat amanah untuk menjenguk salah seseorang (seorang anak) yang sedang mendapatkan musibah, ujian ataupun teguran dari Allah swt, yaitu kecelakaan atau lebih tepatnya jatuh dari sepeda motor.
Tiga kategori tersebut di atas yakni musibah, ujian maupun teguran saya cantumkan karena tidak tahu mana yang lebih tepat untuk dilekatkan dengan anak ini. Hanya Allah swt yang Maha Tahu, dan mungkin juga anak itu mengetahuinya. ‘Allahu ‘Alam.
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innaa lillaahi wa inna ilaihi raaji’uun. (QS. Al-Baqarah ayat 155-156).
Setelah bermusyawarah dengan teman-teman akhirnya kami memutuskan untuk menjenguk salah seorang dari mereka yang kami anggap lebih parah kondisinya. Harapan kami si anak akan berangsur lebih cepat sembuh menerima kunjungan teman-temannya. Dengan mengendariai satu mobil rombongan kami bernagkat cukup pagi dengan harapan sore sudah kembali.
Alhamdulillah, meski jalanan macet pada beberapa daerah kami yang dilewati rombongan masih dapat menempuh perjalanan dengan lancar dan menyenangkan. Usai mampir ke sebuah masjid untuk melaksanakan sholat Dhuhur plus Ashar, kami memasuki halaman rumah tujuan kami bersamaan dengan jam menunjukkan pukul 1 siang, sementara sengatan cahaya matahari dan panasnya suhu udara membuat sebagian kami keringatan. Akhirnya inilah cerita selengkapnya yang kami dapatkan dari orang tuannya, khususnya sang ayah tercinta.
Hari itu si anak memang sedang bersilaturahim ke rumah dengan satu keperluan yakni mengurus SIM (Surat Izin Mengemudi). Dengan alasan sebentar lagi masuk bangku kuliah maka orang tuapun mengijinkannya. Berangkatlah ia bersama seorang temannya menuju kantor kepolisan bagian Samsat untuk membuat SIM.
Mereka harus kecewa begitu sampai di kepolisian karena ternyata hari ini tidak ada pelayanan pembuatan SIM entah dengan alasan apa saya sendiri agak lupa dengan penjelasan anak ini. karena keinginannya tidak terlaksana, mereka berdua memutuskan untuk kembali ke rumah. Dan ditengah perjalanan antara kantor kepolisian dengan rumahlah peristiwa kecelakaan itu terjadi.
Konon ketika itu, mereka sedang dalam upaya untuk menyalip sebuah mobil di depannya. Namun ternyata di depan mobil tersebut terdapat satu becak sedang melaju dengan penumpang di bagian depannya. Tanpa bisa mengontrol motornya secara penuh merekapun harus rela tersungkur mencium wanginya aspal. Alhamdulillahnya sang becak yang kesenggol tidak mengalami kerusakan parah termasuk penumpangnya dan kotak-kotak tempat penampungan telur.
Kontan saja melihat adegan kecelakaan tersebut, orang-orang di sekitar tempat kejadian beraksi mengulurkan bantuannya dengan mengantar kedua anak ini ke rumah sakit. Dari rumah sakit baru kemudian mereka menghubungi orang tua masing-masing untuk mengabarkan peristiwa yang terjadi.
Melihat kondisi anaknya dan berdasarkan pengalaman yang dimilikinya, sang ayah memutuskan membawa anaknya ke sangkal putung. Tempat ini memang menjadi rujukan bagi ornag-orang yang mengalami masalah dengan anggota badannya karena kecelakaan maupun musibah-musibah lain.
Alhamdulillah setelah tiga kali mengunjungi tukang pijat, kondisi kaki si anak lebih baik. Meskipun untuk menjadi lebih baik memang si anak harus menahan rasa sakit ketika proses pemijatan dan pengobatan. Insya Allah sekali lagi berobat kondisi kakinya sembuh, dengan catatan si anak rutin melatih kakinya untuk berjalan dan menekuknya sesering mungkin.
Setelah bercerita panjang lebar tentang berbagai tema dan topik, pihak tuan rumah mengeluarkan jamuan yang menyenangkan pikiran, khususnya lidah dan perut. Tidak butuh lama untuk menyelesaikan aktifitas ini (makan) karena kondisi perut semua anggota rombongan memang sudah menunggu untuk segera mendapatkan asupan. Alhamdulillah.
Usai menyantap makan siang plus hidangan penutupnya, kami melanjutkan obrolan dengan tuan rumah. Tak lama kemudian kami minta izin pamit untuk melanjutkan perjalanan berikutnya yaitu mengunjungi rumah salah seorang anggota rombongan yang rumahnya hanya berjarak 5 km.
Kalau rumah pertama yang dikunjungi masih berada di daerah pinggiran kota, rumah kedua ini betul-betul lokasinya di dalam desa. Sepanjang perjalanan mata kami disuguhi hijaunya persawahan, pohon-pohon jati dan rerimbunan bambu yang berjejer di pinggir jalan. Subhanallah.
Tidak membutuhkan waktu lama untuk mencapai tempat tujuan. Tuan rumah menyambut kami dengan hangat. Beraneka suguhan langsug keluar memenuhi meja yang berada di depan tempat duduk kami. Belum lama paksaan tuan rumah untuk menikmati makan siang kedua. Inna lillahi…....
Sambil bercengkerama dengan tuan rumah, satu persatu kami izin menumpang mandi karena kondisi badan yang sudah jauh dari kata sedap dan segar. Kurang lebih 90 menit kami bersilaturahim ke rumah ini. Dengan diiringi salam perpisahan dan doa keselamatan dari tuan rumah, kami meninggalkan halaman halaman rumah tersebut.
Seperti biasanya perjalanan pulang terasa lebih cepat dari berangkatnya. Meski hal itu hanya pengaruh psikologi biasa namun terus terang kami menikmatinya. Perjalanan hari itu kami akhiri dengan sholat Maghrb-Isya’ berjama’ah dan makan malam. Alhamdulillah. Semoga banyak hikmah yang masing –masing kami bisa mengambilnya sebagai pelajaran.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan sinag terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. Yaitu orang-orang yang menginggat Allah swt sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “ Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka". (QS. Ali Imron ayat 190-191).
Akhir pekan kemarin merupakan libur cukup panjang bagi para pegawai kantoran. Tanggal merah pada hari Jum’at bersambung dengan Sabtu yang terjepit dengan Ahad. Lumayan bisa liburan tiga hari bagi sebagian orang yang mempunyai kelebihan keuangan dan terbiasa mengunjungi beberapa tempat khusus untuk melepas penat dan ketegangan. Maka wajar saja informasi di media massa cetak dan elektronik termasuk dunia maya melaporkan kenaikan jumlah penumpang seluruh angkutan baik darat maupun udara. Bahkan angkanya bisa menembus 100% kenaikannya dibandingkan hari-hari biasa.
Saya yang belum masuk kategori pewisata karena factor “fulus” tentu tidak mempunyai agenda seperti orang-orang di atas. Bahkan kalaupun memiliki rizki berlebih alangkah lebih baiknya apabila dipergunakan untuk keperluan lain yang dirasa lebih penting.
Namun ternyata Allah swt memiliki rencanaNya sendiri. Bersamaan dengan libur akhir pekan ini, saya mendapat amanah untuk menjenguk salah seseorang (seorang anak) yang sedang mendapatkan musibah, ujian ataupun teguran dari Allah swt, yaitu kecelakaan atau lebih tepatnya jatuh dari sepeda motor.
Tiga kategori tersebut di atas yakni musibah, ujian maupun teguran saya cantumkan karena tidak tahu mana yang lebih tepat untuk dilekatkan dengan anak ini. Hanya Allah swt yang Maha Tahu, dan mungkin juga anak itu mengetahuinya. ‘Allahu ‘Alam.
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innaa lillaahi wa inna ilaihi raaji’uun. (QS. Al-Baqarah ayat 155-156).
Setelah bermusyawarah dengan teman-teman akhirnya kami memutuskan untuk menjenguk salah seorang dari mereka yang kami anggap lebih parah kondisinya. Harapan kami si anak akan berangsur lebih cepat sembuh menerima kunjungan teman-temannya. Dengan mengendariai satu mobil rombongan kami bernagkat cukup pagi dengan harapan sore sudah kembali.
Alhamdulillah, meski jalanan macet pada beberapa daerah kami yang dilewati rombongan masih dapat menempuh perjalanan dengan lancar dan menyenangkan. Usai mampir ke sebuah masjid untuk melaksanakan sholat Dhuhur plus Ashar, kami memasuki halaman rumah tujuan kami bersamaan dengan jam menunjukkan pukul 1 siang, sementara sengatan cahaya matahari dan panasnya suhu udara membuat sebagian kami keringatan. Akhirnya inilah cerita selengkapnya yang kami dapatkan dari orang tuannya, khususnya sang ayah tercinta.
Hari itu si anak memang sedang bersilaturahim ke rumah dengan satu keperluan yakni mengurus SIM (Surat Izin Mengemudi). Dengan alasan sebentar lagi masuk bangku kuliah maka orang tuapun mengijinkannya. Berangkatlah ia bersama seorang temannya menuju kantor kepolisan bagian Samsat untuk membuat SIM.
Mereka harus kecewa begitu sampai di kepolisian karena ternyata hari ini tidak ada pelayanan pembuatan SIM entah dengan alasan apa saya sendiri agak lupa dengan penjelasan anak ini. karena keinginannya tidak terlaksana, mereka berdua memutuskan untuk kembali ke rumah. Dan ditengah perjalanan antara kantor kepolisian dengan rumahlah peristiwa kecelakaan itu terjadi.
Konon ketika itu, mereka sedang dalam upaya untuk menyalip sebuah mobil di depannya. Namun ternyata di depan mobil tersebut terdapat satu becak sedang melaju dengan penumpang di bagian depannya. Tanpa bisa mengontrol motornya secara penuh merekapun harus rela tersungkur mencium wanginya aspal. Alhamdulillahnya sang becak yang kesenggol tidak mengalami kerusakan parah termasuk penumpangnya dan kotak-kotak tempat penampungan telur.
Kontan saja melihat adegan kecelakaan tersebut, orang-orang di sekitar tempat kejadian beraksi mengulurkan bantuannya dengan mengantar kedua anak ini ke rumah sakit. Dari rumah sakit baru kemudian mereka menghubungi orang tua masing-masing untuk mengabarkan peristiwa yang terjadi.
Melihat kondisi anaknya dan berdasarkan pengalaman yang dimilikinya, sang ayah memutuskan membawa anaknya ke sangkal putung. Tempat ini memang menjadi rujukan bagi ornag-orang yang mengalami masalah dengan anggota badannya karena kecelakaan maupun musibah-musibah lain.
Alhamdulillah setelah tiga kali mengunjungi tukang pijat, kondisi kaki si anak lebih baik. Meskipun untuk menjadi lebih baik memang si anak harus menahan rasa sakit ketika proses pemijatan dan pengobatan. Insya Allah sekali lagi berobat kondisi kakinya sembuh, dengan catatan si anak rutin melatih kakinya untuk berjalan dan menekuknya sesering mungkin.
Setelah bercerita panjang lebar tentang berbagai tema dan topik, pihak tuan rumah mengeluarkan jamuan yang menyenangkan pikiran, khususnya lidah dan perut. Tidak butuh lama untuk menyelesaikan aktifitas ini (makan) karena kondisi perut semua anggota rombongan memang sudah menunggu untuk segera mendapatkan asupan. Alhamdulillah.
Usai menyantap makan siang plus hidangan penutupnya, kami melanjutkan obrolan dengan tuan rumah. Tak lama kemudian kami minta izin pamit untuk melanjutkan perjalanan berikutnya yaitu mengunjungi rumah salah seorang anggota rombongan yang rumahnya hanya berjarak 5 km.
Kalau rumah pertama yang dikunjungi masih berada di daerah pinggiran kota, rumah kedua ini betul-betul lokasinya di dalam desa. Sepanjang perjalanan mata kami disuguhi hijaunya persawahan, pohon-pohon jati dan rerimbunan bambu yang berjejer di pinggir jalan. Subhanallah.
Tidak membutuhkan waktu lama untuk mencapai tempat tujuan. Tuan rumah menyambut kami dengan hangat. Beraneka suguhan langsug keluar memenuhi meja yang berada di depan tempat duduk kami. Belum lama paksaan tuan rumah untuk menikmati makan siang kedua. Inna lillahi…....
Sambil bercengkerama dengan tuan rumah, satu persatu kami izin menumpang mandi karena kondisi badan yang sudah jauh dari kata sedap dan segar. Kurang lebih 90 menit kami bersilaturahim ke rumah ini. Dengan diiringi salam perpisahan dan doa keselamatan dari tuan rumah, kami meninggalkan halaman halaman rumah tersebut.
Seperti biasanya perjalanan pulang terasa lebih cepat dari berangkatnya. Meski hal itu hanya pengaruh psikologi biasa namun terus terang kami menikmatinya. Perjalanan hari itu kami akhiri dengan sholat Maghrb-Isya’ berjama’ah dan makan malam. Alhamdulillah. Semoga banyak hikmah yang masing –masing kami bisa mengambilnya sebagai pelajaran.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan sinag terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. Yaitu orang-orang yang menginggat Allah swt sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “ Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka". (QS. Ali Imron ayat 190-191).