Hujan adalah rahmat. Itu pasti. Namun pada saat tertentu tidak semua orang berharap hujan turun. Tentunya bukan karena menolak rahmat, ada rahmat lainnya yang lebih besar ingin diraih. Satu tujuan beda jalan. Mungkin.
Saya tidak tahu persis benar tidaknya, namun hal tersebut sudah mafhum di masyarakat luas. Konon ada orang-orang tertentu yang bisa menolak hujan. Ada yang mengatakan menunda hujan, tidak sedikit pula yang bilang mereka memindahkan tempat turunnya hujan. Wallahu ‘alam.
Biasanya mereka diundang oleh orang-orang yang sedang mengadakan hajatan; resepsi pernikahan, khitanan, upacara selamatan, pertandingan-pertandingan olah raga maupun kegiatan-kegiatan lainnya yang melibatkan pengerahan manusia dalam jumlah banyak. Dan mereka mendapatkan upah untuk jasanya tersebut. Besarnya upah tidak ada tarif resmi tapi sudah tahu sama tahu. Kita sering menyebutnya pawang hujan.
Mereka akan sibuk sekali melayani permintaan ketika bulan-bulan masehi mendekati akhir tahun dan awal tahun. Mungkin juga pada saat musim sedang tidak menentu seperti ini. Job mereka padat dan tidak jarang pengguna jasa mereka harus inden jauh-jauh sebelumnya. Terlebih jika sang pawang cukup terkenal karena keampuhannya. Bisa satu dua bulan sebelum hari H harus sudah booking duluan.
Bagaimana mereka bisa melakukan hal tersebut? Pawang hujan bukanlah ahli meteorology dan geofisika. Pasti bukan. Mereka bukan pula para fisikawan atau ilmuwan alam lainnya. Apakah mereka punya mesin untuk mengendalikan tempat turunnya hujan? Tentu tidak. Lalu bagaimana mereka melakukannya? Wallahu ‘alam
Masyarakat umum mengatakan pawang hujan memiliki ilmu kesaktian untuk menolak hujan. Ada yang mengatakan mereka memiliki ritual-ritual khusus sebelum dan setelah beraksi. Tidak sedikit pula yang menuduh mereka berkawan ria dengan para makhluq halus. Wallahu ‘alam.
Satu yang pasti apapun yang terjadi di muka bumi ini tidak lepas dari kehendak Allah swt. Dialah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Allah swt mengatur seluruh alam raya dengan kehendakNya. Tidak ada daya dan upaya kecuali atas kehendak dan ijin Allah swt.
Seminggu terakhir saya termasuk orang yang berharap hujan tidak turun hari ini. Kami mempunyai agenda penting untuk menyambut tamu ratusan orang yang bersilaturahim. Kasihan rasanya melihat ratusan orang harus berlari-lari menghindari hujan atau basah pakainnya terkena cipratan air dari jalan yang tegenang. Kami khawatir tidak bisa memuliakan tamu sebagaimana perintah Rasulullah saw. “Barang siapa beriman kepada Allah swt dan hari akhir maka muliakanlah tamunya” (al-Hadist).
Alhamdulillah. Allah swt berkenan mengabulkan doa kami. Meski sepanjang hari harus dag dig dug karena setiap melihat ke langit nampak awan putih bercampur dengan awan hitam. Belum lagi angin sepoi sepoi dingin membuat setiap menit penuh dengan suasana khawatir kalau-kalau tumpah juga akhirnya air dari langit.
Tidak ada pawang hujan yang terlibat disini. Hanya doa orang-orang setiap sholat lima waktu dan ibadah sunnah lainnya selama satu minggu penuh. Terima kasih ya Allah, Engkau kabulkan permohonan kami. Amiiinnn.