Tidak enak rasanya dibohongi seseorang. Apapun alasannya, pasti menyakitkan. Rasa sakit itu butuh waktu untuk sembuh. Tapi itu fitrah manusia dan demikianlah adanya, kecuali bagi manusia-manusia khusus seperti Rasulullah saw dan peneladan sifat-sifat beliau. Namun untuk menjadi seperti itu memang berat dan tidak banyak orang bisa melakukannya.
Ternyata ada cara untuk lebih mempercepat proses keseimbangan jiwa dan rasa setelah dibohongi orang. Cara itu adalah membiasakan diri berbaik sangka, kepada siapapun dan kapanpun. Selalu menyiapkan alasan untuk membetulkan sikap orang lain terhadap dirinya.
Kalau selama ini umumnya orang selalu mencari kambing hitam dari si pelaku atau sang pembohong, cara ini sebaliknya. Ia selalu mencari alasan untuk membenarkan tindakan seseorang sehingga berbohong kepada dirinya. Se imposible apapun alasannya akan selalu di cari dan dibenarkan sendiri. Betapa susahnya…!!!
Maka kalimat pemakluman selalu terlontar dari lisannya setiap kali orang meminta maaf atas perbuatannya yang tidak pas atau tidak tepat. Misalkan tidak datang ketika janjian bertemu, ia akan menerima jika si penjanji itu beralasan tidak datang karena pekerjaan, cuaca, kendaraan, keluarga maupun kesehatan. Everything is ok!
Bahkan ketika orang yang berjanji itupun tidak datang dan tidak memberikan alas an, iapun masih mencari alasan untuk membenarkan ketidak datangan orang tersebut. Subhanallah. Bisakah kita senantiasa seperti itu?
Begitupun ketika ia membeli barang namun tidak sama dengan promosinya. Ini contoh lainnya. Tidak serta merta ia mengecam dan menghujat si penjual, sebaliknya ia lebih dulu introspeksi dengan dirinya. Kenapa ia ceroboh, kenapa kurang teliti dan kalimat-kalimat sejenis untuk menunjukkan bahwa sebenarnya dirinyalah yang lebih bersalah dibanding si penjual barang yang berbohong tersebut. Luar biasa.
Konon prinsip ini mampu membuat seseorang selalu bersikap positif kepada orang lain; khususnya orang-orang yang sering berinteraksi dengannya. Dengan pikiran positif tersebut maka semangat hidupnya terjaga bahkan meningkat. Endingnya tentu saja prestasi hidupnya senantiasa meningkat setiap waktu. Jikapun tidak meningkat akan tetap stabil tidak turun ataupun menemui kegagalan.
Sayangnya saya belum bisa berfikir dan bertindak seperti itu. Berat sekali ketika mencobanya. Semoga anda bisa melakukannya dengan lebih baik. Amiiin.