RSS

rindu kami padamu ya rasul

abinehanafi Filed Under: Label:
Bismillahirrahmanirrahim

Bagaimana cara mengenang hari kelahiran Rasulullah saw? Apakah dengan seminar, diskusi, pengajian atau dengan cara-cara yang masih lazim di pedesaan seperti kenduri di mushola atau masjid sambil membaca diba’ atau barzanji? Atau barangkali dengan kegiatan jalan sehat seperti di lingkungan tempat saya tinggal, atau mungkin ada cara yang lain?

Bagi sebagian umat Islam memang tidak menganjurkan peringatan ini karena masuk dalam kategori bid’ah yaitu mengada-adakan hal-hal baru dalam beribadah. Mereka menghindarinya karena ancamannya jelas; neraka. "Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitab Allah dan sebagus-bagusnya tuntunan adalah tuntunan Muhammad dan urusan yang paling jelek adalah sesuatu yang diada-adakan (dalam agama) dan setiap yang diada-adakan (dalam agama) itu adalah bid'ah dan setiap bid'ah itu sesat dan setiap kesesatan itu tempatnya) di neraka." (HR. Muslim).

Bagi sebagian yang lain juga menghindari kegiatan tersebut supaya tidak masuk kategori tasabuh bil kuffar karena apa bedanya memperingati kelahiran nabi Muhammad saw dengan natal pada umat nasrani? Mereka bersandar kepada hadist Rasulullah saw: “Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut." (HR. At-Tirmidzi). Meskipun argumentasi itu kemudian juga ada yang membantah dan menjadi polemik.

Lalu harus bagaimana?

Mencintai Rasulullah muhammad saw adalah sebuah keharusan bagi setiap muslim. Kecintaan kita kepada beliau menempati ranking kedua ungkapan cinta setelah mencintai Allah swt. Dengan kata lain kecintaan kita kepada Rasulullah saw di atas kecintaan kepada diri sendiri dan keluarga. Imam Muslim pernah meriwayatkan sebuah hadits dari Anas ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda: " Tidak sempurna iman kalian sampai ia mencintai saya lebih dari cintanya terhadap kerabatnya, hartanya dan semua manusia ".

Setelah meletakkan kesadaran tersebut ke dalam bagian terdalam diri kita, maka selanjutnya mengimplementasikan cinta itu dalam wujud nyata. Paling tidak ungkapan cinta kepada Rasulullah saw dapat diwujudkan dalam beberapa bentuk seperti banyak menyebutnya, mengikuti sunnahnya, dan juga menegakkan risalahnya di di atas bumi yang Allah ciptakan ini.

"Sesungguhnya Allah dan Malaikat-Nya bersholawat atas Nabi, Wahai orang-orang yang beriman bersholawatlah kamu semua atas Nabi dan bersalamlah kamu dengan salam yang sebenar-benarnya" (al-Ahzab ayat 56).

Termasuk kriteria orang pelit dalam kaca mata Islam adalah apabila disebut nama beliau tidak menjawab. Rasulullah saw bersabda “Orang yang bakhil (pelit) adalah orang yang apabila namaku disebut di sisinya, namun ia tidak bersholawat kepadaku” Hadits riwayat Ahmad.

Tidak hanya ungkapan lewat lisan saja. Kecintaan itu perlu juga diperlihatkan secara riil dalam gerak dan aktifitas. Mencintai nabi berarti mengerjakan apa-apa yang beliau contohkan. Allah swt berfirman: Apa saja yang diberikan Rasul kepada kalian, terimalah; apa saja yang dilarangnya atas kalian, tinggalkanlah. (al-Hasyr ayat 7).

Kalau hal-hal di atas masih dianggap berat, silahkan memakai ukuran lebih sederhana berikut. Jika terdengar suara adzan berkumandang sementara kita sedang bekerja, apakah yang akan kita lakukan?

Kalau kita enjoy saja tetap bekerja bahkan iqomah selesai pun masih tidak bergerak menuju rumah Allah, berarti cinta sejati belum bersemayam di dalam hati. Namun apabila yang terjadi sebaliknya, maka rasa itu kita syukuri dan harus senantiasa kita jaga dengan baik.

Teringat saya akan sebuah lagu lawas milik Bimbo tentang kerinduan mereka kepada Rasulullah saw. Semoga kita serindu lirik-lirik lagu di bawah ini.

Rindu kami padamu

Rindu kami padamu ya rasul
Rindu tiada terpera
Berabad jarak darimu ya rasul
Serasa dikau di sini

Cinta ikhlasmu pada manusia
Bagai cahaya suarga
Dapatkah kami membalas cintamu
Secara bersahaja

Rindu kami padamu ya rasul
Rindu tiada terpera
Berabad jarak darimu ya rasul
Serasa dikau di sini

Cinta ikhlasmu pada manusia
Bagai cahaya suarga
Dapatkah kami membalas cintamu
Secara bersahaja

Rindu kami padamu ya rasul
Rindu tiada terpera
Berabad jarak darimu ya rasul
Serasa dikau di sini


| edit post

0 Responses to "rindu kami padamu ya rasul"

Posting Komentar